Pendidikan kristiani yang inklusif bagi kaum muda berbasis kearifan lokal: Sebuah kajian terhadap budaya Mapalus

Authors

  • Rolina Anggereany Ester Kaunang Institut Agama Kristen Negeri Manado

DOI:

https://doi.org/10.30995/kur.v8i2.550

Keywords:

Christian education, church, Mapalus, Minahasa culture, youth, budaya Minahasa, gereja, kaum muda, pendidikan kristiani

Abstract

As the next generation of church and state, young people need to be educated to have a correct understanding of religious pluralism in Indonesia. The digital era that facilitates many human activities, including accessing various information, has helped to form young people who are exclusive, careless, and individualistic because they show many sensitive issues that have the power to divide the nation's unity. The plurality of religions that exist is a challenge in building the inclusive character of young people who uphold harmony and peace together as one family, in Indonesia. This study aims to show that Mapalus as a Minahasa cultural heritage has a wealth of distinctive values that can be a source of learning for young people in the church, specifically in shaping the character of caring for each other, helping each other, respecting each other, and living in harmony together. By using a qualitative-descriptive method, the research adopted the thoughts of Cynthia M. Campbell as an analytical tool to show the study of Christian Education in Mapalus culture. Through this research, two appropriate teaching methods were found to educate young people in the church about pluralism. First, the understanding that humans are equal beings, and second, the awareness that humans are social beings who need each other.

  

Abstrak

Sebagai generasi penerus gereja dan negara, kaum muda perlu dididik untuk memiliki pemahaman yang benar tentang kemajemukan agama di Indonesia. Era digital yang memudahkan banyak aktivitas manusia termasuk dalam mengakses berbagai informasi, turut membentuk kaum muda yang eksklusif, kurang peduli, dan individualis karena banyak memperlihatkan isu-isu sensitif yang memiliki kekuatan untuk memecah belah persatuan bangsa. Kemajemukan agama yang ada menjadi tantangan tersendiri dalam membangun karakter inklusif kaum muda yang menjunjung tinggi kerukunan dan kedamaian bersama sebagai satu keluarga, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa Mapalus  sebagai warisan budaya Minahasa memiliki kekayaan nilai-nilai khas yang dapat menjadi sumber belajar bagi kaum muda di gereja, secara khusus dalam membentuk karakter saling peduli, saling tolong menolong, saling menghargai, dan hidup rukun bersama. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif, dengan mengadopsi pemikiran Cynthia M. Campbell sebagai pisau analisis untuk memperlihatkan kajian Pendidikan kristiani terhadap budaya Mapalus. Melalui penelitian ini, ditemukan dua metode pengajaran yang tepat untuk mendidik kaum muda di gereja tentang kemajemukan. Pertama, pemahaman bahwa manusia adalah makhluk yang setara, dan kedua, kesadaran bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.

References

Adiprasetya, Joas. ??SPastor as Friend: Reinterpreting Christian Leadership.⬝ Dialog 57, no. 1 (2018): 47??52.

APJII. ??SSurvei Pengguna Internet APJII 2019-Q2 2020: Ada Kenaikan 25,5 Juta Pengguna Internet Di RI.⬝ Buletin Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 2020. https://apjii.or.id/content/read/104/503/BULETIN-APJII-EDISI-74---November-2020.

Bilfagih, Taufik. ??SBerdampingan Satu Dalam Beda Rawat Bangun Insfrastruktur Sosial Masyarakat Sulawesi Utara,⬝ dalam Aktivisme Agama dan Pembangunan yang Memihak Esai-esai untuk Sulawesi Utara, Peny. Rahmat Mantu dan Arhanuddin Salim 170-179 Yogyakarta: Penerbit Sulur, 2019.

Cahyono, Anang Sugeng. ??SPengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia,⬝ Publiciana 9, no. 1 (2016): 140-157.

Campbell, Cynthia M. ??SBerkat yang Melimpah Pendekatan Kristiani terhadap Keberagaman Agama,⬝ Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2015.

Kaunang, Ivan. ??SMAPALUS Sistem Gotong Royong Masyarakat Minahasa,⬝ Waleta Minahasa 3, no. 1 (Agustus 2010): 28.

_________. Minahasa Epistem Kebudayaan, Yogyakarta: Graha Cendekia, 2015.

Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, ??SKominfo: Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang,⬝ https://www.kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker (diakses 5 September 2022).

Kusuma, Maryam Kurniawati Tjandra. ??SHakikat Pendidikan Religius Kristiani,⬝ dalam Mendidik Dalam Kasih, Keadilan, dan Keberanaran, Peny. Justitia Vox Dei Hattu 79-106 Jakarta: Sekolah Tinggi Theologi Filsafat, 2019.

Media Indonesia, ??SIntoleransi Mengontaminasi Anak-anak,⬝ https://mediaindonesia.com/opini/98636/intoleransi-mengontaminasi-anak-anak (diakses 4 Mei 2021).

Nelwan, Jeini Ester, Edi Widjajanto, Sri Andarini, Sasmito Djati, Oksfriani Jufri Sumampouw. ??SThe Role of Mapalus Culcure by Minahasa Ethnic in North Sulawesi to the Coronary Heart Disease Incidents,⬝ International Journal of Scientific and Research Publications8, no. 3 (Maret 2018), 45.

Parengkuan, Fendy E. W. ??SA Contribution To The History of Mapalus In The Minahasa, North Sulawesi,⬝ Jurnal Masyarakat dan Budaya 8, no. 2 (2006): 1.

Rahadi, Dedi Rianto. ??SPerilaku Pengguna dan Informasi Hoax di Media Sosial⬝, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 5, no. 1 (Juni 2017): 58.

Rumahuru, Yance Z. ??SMengembangkan Pendidikan Agama Inklusif Sebagai Solusi Pengelolaan Keragaman Di Indonesia.⬝ Jurnal Teruna Bhakti 1, no. 1 (2019): 59??68.

Sibarani, Apriani Magdalena. ??SPendidikan Kristiani Inklusif-Dialogis Dalam Konteks Perguruan Tinggi.⬝ JURNAL TERUNA BHAKTI 4, no. 2 (2022).

Sumampouw, Nono S. A dan Haryanto. ??SBenarkah Toleran? Beberapa Catatan Mengenai Politik Kewargaan dan Pembangunan di Kota Manado,⬝ dalam Aktivisme Agama dan Pembangunan yang Memihak Esai-esai untuk Sulawesi Utara, Peny. Rahmat Mantu dan Arhanuddin Salim 190-210 Yogyakarta: Penerbit Sulur, 2019.

Stefanus, Daniel. ??SKunci Keberhasilan Pendidikan Kemajemukan: Kooperasi Bukan Polarisasi,⬝ dalam Meretas Polarisasi Dalam Pendidikan Kristiani Isu-isu Kontemporer Terkait Pendidikan Kristiani di Gereja dan Masyarakat, Peny. Hans A. Harmakaputra, Kartika Diredja, Michael Alexander, 187-206 Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2021.

Swazey, Kelli A. ??SLocating Culture in The Church,⬝ Inside Indonesia 22 November 2009.

Tuju, Serva, Harls Evan R Siahaan, Melkius Ayok, Fereddy Siagian, and Donna Sampaleng. ??SHospitalitas Pendidikan Kristiani Dalam Masyarakat Majemuk.⬝ Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (2021): 328??339.

Widjaja, Fransiskus Irwan, and Harls Evan R. Siahaan. ??SMisi Dalam Dialog Iman Pada Ruang Virtual: Sebuah Model Reflektif Yohanes 3:1-21.⬝ THRONOS: Jurnal Teologi Kristen 2, no. 1 (2020): 40??48.

Zebua, Peringatan, Johannes Tarigan, and Fransiskus Irwan Widjaja. ??SDialog Lintas Kelompok Dalam Membangun Harmoni Kehidupan Sebagai Tindakan Misi: Memaknai Ulang Narasi Yohanes 4:1-42.⬝ KURIOS 7, no. 2 (October 31, 2021). https://www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios/article/view/361.

Downloads

Published

2022-10-30

How to Cite

Kaunang, Rolina Anggereany Ester. 2022. “Pendidikan Kristiani Yang Inklusif Bagi Kaum Muda Berbasis Kearifan Lokal: Sebuah Kajian Terhadap Budaya Mapalus”. KURIOS (Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen) 8 (2):501-10. https://doi.org/10.30995/kur.v8i2.550.

Issue

Section

Articles