Keadilan sebagai imparsialitas koheren dalam tradisi penghapusan utang bangsa Yahudi: Proses dialektika trilateral bersama John Rawls dan Amartya Sen
DOI:
https://doi.org/10.30995/kur.v10i2.917Keywords:
Amartya Sen; coherent impartiality; debt easement; John Rawls; justice; imparsialitas koheren; keadilan; tradisi penghapusan utangAbstract
Justice is one of the fundamental issues in human life. This fact has placed the issue of justice as one of the essential goals fought for in various dimensions of human life. One form of effort to fight for justice is establishing the tradition of debt forgiveness in the history of the Jewish people. Dialectically, the concept of justice in the debt forgiveness tradition is the most progressive and proportional compared to John Rawls and Amartya Sen's idea of justice. This concept of justice is referred to as coherent impartiality. The notion of justice as coherent impartiality has four principles that become its primary foundation. The four principles are the principle of local wisdom, the principle of proportional participation, the principle of procedure, and the teleological principle. These four principles become the basic principles of justice in the concept of coherent impartiality that can bridge the gap between the concepts of justice of closed impartiality and open impartiality based on the context of Jewish life. Justice as coherent impartiality emphasizes the balance between universal and contextual values of justice.
Abstrak
Keadilan merupakan salah satu persoalan mendasar dalam kehidupan umat manusia. Fakta tersebut telah menempatkan persoalan keadilan sebagai salah satu tujuan penting yang diperjuangkan dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Salah satu bentuk usaha untuk memperjuangkan keadilan adalah pembentukan tradisi penghapusan utang dalam sejarah bangsa Yahudi. Jika dipercakapkan secara dialektis, konsep keadilan dalam tradisi penghapusan utang merupakan konsep keadilan yang paling progresif dan proporsional daripada konsep keadilan John Rawls dan Amartya Sen. Konsep keadilan ini disebut sebagai imparsialitas koheren. Konsep keadilan sebagai imparsialitas koheren memiliki empat prinsip yang menjadi fondasi utamanya. Empat prinsip tersebut yakni prinsip kearifan lokal, prinsip partisipan proporsional, prinsip prosedur, dan prinsip teleologis. Keempat prinsip itu menjadi prinsip dasar keadilan dalam konsep imparsialitas koheren yang dapat menjembatani kesenjangan antara konsep keadilan imparsialitas tertutup dan imparsialitas terbuka berdasarkan konteks kehidupan bangsa Yahudi. Keadilan sebagai imparsialitas koheren menekankan keseimbangan antara nilai-nilai keadilan yang bersifat universal dan kontekstual.
References
Agustine, Oly Viana. “Konstitusi Ekonomi Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015,” Jurnal Konstitusi, Vol. 11, No. 4, 2014:759-781. https://jurnalkonstitusi.mkri.id
Ahida, Ridha. "Konsep Keadilan pada Masyarakat Multikultural dilihat dari Perspektif John Rawls dan Will Kymlicka." Skripsi., Universitas Indonesia, 2005. https://lib.ui.ac.id
Coote, Robert B. Sejarah Deuteronomistik: Kedaulatan Dinasti Daud Atas Wilayah Kesukuan Israel. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018.
Coote, Robert B. and David R. Ord, In The Beginning: Creation and Priestly History. Minneapolis, MN: Fortress Press, 1991.
Gottwald, Norman K. The Hebrew Bible: A Socio-Literary Introduction. Philadelphia, PA: Fortress Press, 1987.
Laura, Caroline dan Abdul Rahman, “Empat Pilar Kebangsaan Indonesia,” Jurnal PINISI, Vol. 3, No. 2, 2023. https://ojs.unm.ac.id
Latif, Abdul. “Jaminan UUD 1945 dalam Proses Hukum yang Adil,” Jurnal Konstitusi, Vol. 7, No. 1, 2010: 49-65. https://jurnalkonstitusi.mkri.id
Maffettone, Sebastiano. "Sen’s Idea of Justice versus Rawls’ Theory of Justice." Indian Journal of Human Development, Vol. 5, No. 1, 2011:130. https://journals.sagepub.com.
Moeleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Moru, Osian Orjumi, "Israel dan Konflik Sosial: Kajian sosio-Historis Terhadap 1 Raja-raja 12: 1-19," Jurnal Fidai, Vol. 4, No. 1, 2021: 82-83. http://www.stt-tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei.
__________., “Perdagangan Manusia Dalam Kisah Yusuf: Kajian Hermeneutik Terhadap Kajadian 37: 12 – 36,” Jurnal Kenosis, No.2 , Vol. 7, Desember 2021: 219-244. https://e-journal.iaknambon.ac.id.
Rawls, John. A Theory of Justice. Cambridge, MA: Harvard University Press, 1999.
_________., Basic Liberties and their Priority; in Sterling M. McMurrin. Cambridge, MA: Cambridge University Press, 1987.
Salima, Dinda., Dkk. “Implementasi Nilai-Nilai Pancasila pada Kearifan Lokal Masyarakat Baduy,” Jurnal Pendidikan Tambusai, Vol. 5, No. 3, 2021:7161. https://jptam.org
Shofa, Abd Mu’id Aris. “Pancasila sebagai Nilai-Nilai Demokratis dalam Kehidupan Bangsa dan Negara,” Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, diakses 30 april, 2024, https://fis.um.ac.id
Sen, Amartya. The idea of Justice. Cambridge, MA: The Belknap Press of Harvard University Press, 2009.
Stanislaus, Surip. "Merayakan Sabat, Hari Sabat, Tahun Sabat, dan Tahun Yobel: Inspirasi Biblis Peduli Ekologi." Logos, Jurnal Filsafat-Teologi, Vol. 16, No. 1, Januari 2019: 93. https://ejournal.ust.ac.id/index.php/LOGOS/article/view/563.
Sunaryo, "John Rawls’s Concept of Fairness, Criticism and Relevance." Jurnal Konstitusi, Volume 19, Nomor 1, Maret 2022:1-22, https://jurnalkonstitusi.mkri.id
_______., "Amartya Sen tentang Teori Keadilan John Rawls." Respon: Jurnal Etika Sosial, Vol. 23, No. 01, 2018: 13, https://doi.org/10.25170/respons.v23i01.464.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Author(s)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.