Spiritualitas rekonsiliasi dalam budaya Ma'tarampak di Toraja

Authors

  • Agustinus Agustinus Institut Agama Kristen Negeri Toraja
  • Yosef Sulle Mahasiswa Pascasarjana, Institut Agama Kristen Negeri Toraja

DOI:

https://doi.org/10.30995/kur.v9i1.528

Keywords:

sanctification, preparation, reconciliation, justification, grace

Abstract

Each region has its own culture or customs. Even though several places have the same term or name for a particular custom, especially those related torites or worship, it still has its own uniqueness from each place where the rite is held. So here the author wants to examine a Ma’tarampak activity carried out by the people in Toraja in connection with John Calvin’s view of sanctification. The author will use the Contextual Theology approach with Bevan’s syntesis model approach. Ma’tarampak in the understanding of Christians in Toraja has a new meaning in the context of preparing for the implementation of the Tongkonan house thanksgiving service, namely as a preparation for lifting the thanksgiving service. Preparation here is used as an opportunity to build reconciliation with the entire family. Besides that the Ma’tarampak activities are also used as an opportunity  to improve relations with God so that it is appropriate to hold a thanksgiving service for the completion of the Tongkonan house being built. This awareness shows that a believer realizes that in himself and in his life sin still exists. Therefore, everyone always needs grace from God to be justified before God.

 

Abstrak:

Setiap daerah memiliki kebudayaan atau adat istiadat tersendiri. Sekalipun di beberapa tempat memiliki istilah atau nama yang sama dari suatu kebiasaan tertentu, terutama yang berkaitan dengan ritus atau penyembahan, namun tetap memiliki keunikan tersendiri dari setiap tempat di mana ritus itu diadakan. Sehingga di sini penulis hendak mengkaji suatu kegiatan Ma’tarampak yang dilaksanakan oleh Masyarakat Toraja sehubungan dengan pandangan Yohanes Calvin mengenai pengudusan. Penulis akan menggunakan pendekatan Teologi Kontekstual dengan pendekatan model sintesis dari Bevans. Ma’tarampak dalam pemahaman orang Kristen di Toraja telah memiliki suatu pemaknaan baru dalam rangka persiapan pelaksanaan ibadah syukur rumah Tongkonan, yakni sebagai suatu persiapan mengangkat ibadah syukur. Persiapan di sini dijadikan kesempatan untuk membangun rekonsiliasi dengan segenap rumpun keluarga. Selain itu, kegiatan Ma’tarampak juga dijadikan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Tuhan agar dilayakkan untuk mengadakan ibadah syukur atas selesainya rumah Tongkonan didirikan. Kesadaran ini menunjukkan bahwa orang percaya menyadari dosa masih saja ada karena itu semua orang senantiasa membutuhkan anugerah dari Allah untuk dibenarkan di hadapan Allah.

 

Published

2023-04-30

How to Cite

Agustinus, Agustinus, and Yosef Sulle. 2023. “Spiritualitas Rekonsiliasi Dalam Budaya Ma’tarampak Di Toraja”. KURIOS 9 (1). https://doi.org/10.30995/kur.v9i1.528.

Issue

Section

Articles