Dialog lintas iman: suatu perspektif psikonanalisis Jacques Lacan

Authors

DOI:

https://doi.org/10.30995/kur.v7i1.257

Keywords:

inter-faith dialogue, Jacques Lacan, psychoanalysis, dialog lintas iman, hasrat, psikoanalisis

Abstract

It is a fact that Indonesia is a diverse nation from various backgrounds, including religions. This is a gift, if managed properly, and will produce an extraordinary and strong integration, but on the other hand, there will be disintegration if it is not effectively managed. One of the biggest threats to disintegration is the mindset and behavior that reflects intolerance in the context of religious life. One of the ways to eliminate this issue is to promote inter-religious dialogue. Through a literature review, this article focuses on inter-religious dialogue from the perspective of the French Neo-Psycho-analytic school, Jacques Lacan. This is an auto-anamnesis effort to understand human behavior, especially in religion. Through it, we can see that the pursuit of equilibrium through dialogue across religions is an existential condition that will affect human behavior. The equilibrium is not projected by some common ground, but to accept, acknowledge and respect the fact of differences. The integration will be realized with an attitude of acceptance and respect for differences. Abstrak Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dari berbagai macam latar belakang, termasuk agama. Ini adalah anugerah yang jika dikelola dengan baik akan menghasilkan integrasi yang luar biasa kuatnya, dan sebaliknya akan tercipta disintegrasi jika pengelolaannya tidak tepat. Salah satu ancaman terbesar terjadinya disintegrasi adalah pola pikir dan perilaku yang mencer-minkan intoleransi dalam konteks hidup beragama. Salah satu cara untuk mengelaminir isu ini adalah dengan mengupayakan dan mengembangkan terjadinya dialog lintas agama. Melalui kajian literatur, artikel ini menyoroti soal dialog lintas agama dari perspektif seorang tokoh dari aliran Neo-Psikoanalisis asal Prancis, yaitu Jacques Lacan. Ini adalah upaya auto-anamnesa dalam rangka memahami perilaku manusia, khususnya dalam keber-agama-an. Melaluinya kita dapat melihat bahwa upaya untuk mencapai kesetimbangan melalui dialog lintas agama merupakan kondisi eksistensial yang akan terus mengarahkan perilaku manusia. Keseimbangan yang dimak-sud adalah bukan untuk mencari titik temu, melainkan untuk menerima, mengakui, dan menghormati fakta adanya perbedaan. Integrasi akan terwujud dengan adanya sikap penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan

References

Cohan, D. (2014). Public Religion Research Institute. Dalam https://web.archive.org/web/20160202185558if_/http://publicreligion.org/publicreligion.org/2014/07/. Diakses 20 Februari 2021.

Departemen Agama Republik Indonesia. (1980). Pedoman Dasar Kerukunan Hidup Beragama. Depag RI: Jakarta.

Descartes, R. (1998). Discourse on Method and Meditations on First Philosophy. Translated by Donald A. Cress. Hackett Pub Co: Indianapolis/Cambridge.

Fink, B. (1996). The Lacanian Subject: Between Language and Jouissance. Princeton University Press: New Jersey.

Freud, S. (1920). A General Introduction to Psychoanalysis. Boni and Liveright: New York.

Freud, S. (1961). The Future of an Illusion. W.W. Norton and Company, Inc: New York.

Freud, S. (1962). Civilization and Its Discontents. W.W. Norton and Company, Inc: New York.

Hari Murti, G. (2017). Manque à être: Psikoanalisis dalam Dilema Pembentukan Subjek, Kebudayaan dan sastra. Makalah. Disampaikan dalam Workshop Psikoanalisis Sastra yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya UNEJ bekerjasama dengan Matatimoer Institute, Aula FIB, 24 Pebruari 2017.

Harvard Pluralism Project. (2012). Secular Bible Study / Circle of Reason ?? Twin Cities, Minnesota Promising Practice: Finding Common Ground through Difference. Dalam https://web.archive.org/web/20160202183045/http://www.pluralism.org/interfaith/twin_cities/practices/secular_bible_study. Diakses 17 Februari 2021.

Lemaire, A. (1977). Jacques Lacan. Routledge & Kegan Paul: London, Boston and Henley.

Lukman, L. (2011). Proses Pembentukan Subjek Antropologi Filosofis Jacques Lacan. Kanisius: Yogyakarta.

Lacan, J. (1998). The Four Fundamental Concepts of Psychoanalysis. W.W. Norton and Company, Inc: New York.

Lacan, J. (2005). Ecrits: A Selection. Translated by Alan Sheridan. Routledge: London and New York.

Mehta, H. (2014). Minnesota Interfaith Group Changes Its Name to Become More Inclusive of Atheists. Dalam https://web.archive.org/web/20160202185738/http://www.patheos.com/blogs/friendlyatheist/2014/07/09/minnesota-interfaith-group-changes-its-name-to-become-more-inclusive-of-atheists/ Di akses 20 Februari 2021.

Pound, M. (2003). Towards a Lacanian Theology of Religion. New Blackfriars, 84(993), 510-520. Retrieved February 21, 2021, from http://www.jstor.org/stable/43250765.

Sahara, D. (2019). Hasrat Eka Kurniawan Dalam Novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Kajian Psikoanalisis Jacques Lacan). Dalam Jurnal Salaka, 1 (2), 2-16. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya: Universitas Pakuan.

Shaw, B. (2014). St. Paul??"s atheists are coming out of the closet. Dalam https://web.archive.org/web/20160202190225/http://www.twincities.com/2014/08/03/st-pauls-atheists-are-coming-out-of-the-closet/. Diakses 15 Februari 2021.

Stanford Encyclopedia Philosophy. (2004/2020). Nietzsche??"s Moral and Political Philosophy. Dalam https://plato.stanford.edu/entries/nietzsche-moral-political/. Diakses 17 Februari 2021.

Tim Peneliti Infid. (2016). Studi tentang Toleransi dan Radikalisme di

Indonesia, Pembelajaran dari 4 Daerah, Tasikmalaya, Jogjakarta, Bojonegoro, dan Kupang. Laporan Penelitian. Jakarta: Infid.

Žižek, S. (2009). The Sublime Object of Ideology. Verso: London

Downloads

Published

2021-05-05

How to Cite

Ranimpi, Yulius Yusak. 2021. “Dialog Lintas Iman: Suatu Perspektif Psikonanalisis Jacques Lacan”. KURIOS (Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen) 7 (1):123-35. https://doi.org/10.30995/kur.v7i1.257.

Issue

Section

Articles