Makna Tarian dalam Ibadah sebagai Sarana Pemulihan Jiwa

Authors

  • Agustin Soewitomo Putri Sekolah Tinggi Teologi Torsina, Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.524

Keywords:

church music, church service, liturgy, soul restoration, tambourine dance, liturgi, musik gereja, pelayanan gereja, pemulihan jiwa, tarian rebana

Abstract

The pattern of Church worship has undergone many developments from time to time, even from the Old Testament. In the Pentecostal and Charismatic churches, this development seems very sharp, especially in the Praise and Worship section, which on the one hand tries to accommodate the tastes of young people who follow technological developments such as the use of sound systems, lighting, music, and dance. This resulted in an uproarious form of worship, where some groups, such as older church members, felt something foreign, even far from being "spiritual". One of the contemporary worship instruments is the dance (tambourine player), which is still controversial among the people; there are those who can accept and there are those who do not agree that it exists. Meanwhile, dance forms continue to develop forms and expressions, as well as the use of various properties. This paper aims to provide a response in the midst of many questions: How should dance be in worship, and what is its function and role for God's people. With the observation method, both object, and literature, this study concludes that dance in worship is a way for people to express their love and respect for God so that it becomes a forum for God's fellowship with humans in the Holy Spirit, which can restore life.

 

Abstrak

Pola ibadah gerejawi telah mengalami banyak perkembangan dari masa ke masa, bahkan dari masa Perjanjian Lama. Di lingkungan gereja-gereja Pentakostal dan Kharismatik, perkembangan tersebut nampak begitu tajam, khususya pada bagian Praise and Worship, yang di satu sisi mencoba mengakomo-dir selera anak muda yang mengikuti perkembangan teknologi seperti penggunaan sound system, lighting, musik, dan tarian. Hal ini menghasilkan bentuk ibadah yang gegap gempita, di mana sebagian kelompok, seperti anggota jemaat yang berusia tua merasakan hal yang asing, bahkan jauh dari kesan ??Srohani⬝. Salah satu instrumen ibadah kekinian tersebut adalah tarian (pemain rebana), yang hingga kini masih menyisakan kontroversi di antara umat; ada yang bisa menerima dan ada yang kurang menyetujui itu ada. Sementara, bentuk tarian pun terus mengalami perkembangan bentuk dan ekspresi, serta penggunaan berbagai macam properti. Makalah ini bertujuan untuk memberi tanggapan di tengah maraknya pertanyaan: Bagaimana seharusnya tarian dalam ibadah, dan apakah fungsi dan peranannya bagi umat Tuhan. Dengan metode pengamatan, baik secara objek maupun literatur, maka kajian ini sampai pada kesimpulan bahwa tarian dalam ibadah merupakan cara umat untuk mengekspresikan rasa cinta dan hormatnya kepada Allah, sehingga hal tersebut menjadi wadah persekutuan Allah dengan manusia di dalam Roh Kudus, yang dapat memulihkan hidup.

 

 

 

References

Brake, Andrew. Spiritual Formatian: Menjadi Serupa Dengan Kristus. Bandung: Kalam Hidup, 2014.

Christimoty, Debora Nugrahenny. ??STeologi Ibadah Dan Kualitas Penyelenggaraaan Ibadah: Sebuah Pengantar.⬝ PASCA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol: 15, N (2019). https://www.academia.edu/download/63459959/62-Article_Text-43-1-10-2019113020200528-128484-1habf9y.pdf.

Dwiraharjo, Susanto. ??SKonstruksi Teologis Gereja Digital: Sebuah Ref Leksi Biblis Ibadah Online Di Masa Pandemi Covid-19.⬝ Jurnal Epigraphe (2020). https://scholar.archive.org/work/ypqkfuldjngsvebrll7nglya7u/access/wayback/http://jurnal.stttorsina.ac.id/index.php/epigraphe/article/download/145/48.

Hadi, Y. Sumandiyo. Seni Dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Buku Pustaka, 2006.

Harrison, Charles F. Pfeiffer and Everett F. The Wycliffe Bible Commentary, Vol 1. Malang: Gandum Mas, 2015.

Kelelufna, Jusuf Haries. ??SMUSIK DAN TARIAN KONTEMPORER DALAM RITUAL IBADAH GEREJAWI (Analisis Literer Mazmur 150).⬝ Kenosis : Jurnal Kajian Teologi Vol: 4, No (2018). http://e-journal.iaknambon.ac.id/index.php/KNS/article/view/48.

Kowal, Roike R. ??STeologi Ibadah Dalam Pendidikan Kristen.⬝ Jurnal Rhema Vol : 2, N (2016). https://e-journal.stt-yestoya.ac.id/index.php/rhema/article/view/31/20.

Ni Luh Putu Dian Yunita Sari, Etty Rekawati. ??SLITERATURE REVIEW: THE BENEFITS OF DANCE THERAPY FOR ELDERY [KAJIAN LITERATUR: MANFAAT TERAPI MENARI UNTUK LANSIA].⬝ Nursing Current Vol: 6; No (2018). https://ojs.uph.edu/index.php/NCJK/article/view/1860.

Rahmawati Rahmawati Rahmawati, Bangun Yoga Wibowo, Dwi Junianti Lestari. ??SMENARI SEBAGAI MEDIA DANCE MOVEMENT THERAPY (DMT).⬝ Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol: 3; N (2018). https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPKS/article/view/4065.

Rullman, JAC. Tafsiran Surat Kiriman Kepada Orang Ibrani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992.

Santoso, Agus. ??SNaskah Kisah Yohanes Dan Liturgi Tarian Koptik Manuscript of the Acts of John and the Coptic Liturgical Dance.⬝ JURNAL JAFFRAY Vol. 17, N (2018). http://ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/index%0A%0A.

Setiawan, Jimmy. ??SMenggagas Signifikansi Gestur Tubuh Dalam Ibadah Korporat Gereja-Gereja Protestan.⬝ Veritas Vol:13, No (2012): 99??120.

Sonny Eli Zaluchu, Yesaya Bangun Ekoliesanto. ??SDaud Meloncat-Loncat Dan Menari-Nari: Aspek Teologis Bahasa Tubuh Dalam Ibadah Kristiani.⬝ Jurnal Teologi Pantekosta Vol: 3, No (2020). http://www.e-journal.stajember.ac.id/index.php/kharismata/article/view/60.

William Dyrness. Tema-Tema Dalam Teologia Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2013.

Downloads

Published

2021-12-30