Tontonan atau Tuntunan: Kajian Fenomenologi Pasca Penobatan Ambon sebagai Kota Musik Dunia

Authors

  • Lois Greace Rita Program Studi Magister Musik Gerejawi, Institut Agama Kristen Negeri Ambon

DOI:

https://doi.org/10.30995/ppb.v1i2.511

Keywords:

Ambon, the city of music, world music city, kota musik, kota musik dunia

Abstract

Ambon has been named by UNESCO as the City of World Music which has been long-awaited by all the people of the city of Ambon. This coronation made the whole community consider that there was still much to be fixed and equipped with a University of Music degree to survive. Musicians also realize that the profession that is being promoted as a musician must be continuously made as a result of guidance (guidance) in life. Because music is expensive so you have to dare to pay the price for fans. And the public must change the mindset into music, change the spectacle into appreciation given to musicians. Seeing the phenomena that occur in the community makes everything visible and learns the facts that occur before and after the coronation of Ambon City as the World Music City.

 

Abstrak

Ambon telah dinobatkannya oleh UNESCO sebagai Kota Musik Dunia yang telah lama dinan-tikan oleh seluruh masyarakat kota Ambon. Dengan penobatan tersebut membuat seluruh masyarakat memahami bahwa masih banyak yang harus dibenahi dan diperlengkapi supaya gelar Kota Musik tetap bertahan. Musisi juga menyadari akan profesi yang dimilikinya bahwa sebagai musisi harus terus berkarya seperti suatu tuntunan (pedoman) dalam hidup. Karena musik itu mahal jadi harus berani bayar harga kepada musisi. Dan masyarakat harus mengubah pola pikir terhadap musik mengubah tontonan menjadi sebuah apresiasi yang diberikan kepada musisi. Dengan melihat fenomena yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat membuat semua terlihat dan mengetahui gejala yang sedang terjadi sebelum dan sesudah pasca penobatan Kota Ambon sebaga Kota Musik Dunia.

 

 

References

Daulay, M. (2010) Filsafat Fenomenologi : Suatu Pengantar.

Hardjana, Suka (2003) Corat-coret: musik kontemporer, Fond Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia, Michigan

Kemdikbud (2016) Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ), Kementerian Pendidikan dan Budaya.

M, S. and L, W. (2011) ???Tradisi Megalitik dan Sistem Nilai Budaya Maluku??", Kapata Arkeologi, 7(13 November), pp. 59??76. doi: 10.24832/kapata.v7i13.169.

Downloads

Published

2022-02-04