Berteologi yang humanis: Membangun spiritualitas kesetaraan di antara perbedaan pandangan teologis
DOI:
https://doi.org/10.30995/kur.v10i2.788Keywords:
doing church; humanistic theologizing; spirituality of equality; theological differences; trinity; berteologi yang humanis: menggereja; perbedaan teologi; spiritualitas kesetaraan; trinitasAbstract
The phenomenon of theology in the digital space has shown a worrying escalation, where pastors, theologians, or those who call themselves apologists tend to be condescending; they often label each other "heretics." This article aims to share the concept of humanist theology by building a spirituality of equality rooted in the life of the Triune God. Using a literature study approach, through the results of previous research on equality in church and theology, it was found that the church must imitate the life of the Triune God and live it in theology. This study concludes that the spirituality of doing church built on the life of the Triune God makes the church a container of humanity, so in theology, it must be in a humanizing or humanist corridor.
Abstrak
Fenomena berteologi di ruang digital telah menunjukkan sebuah eskalasi yang memprihatinkan, di mana secara gamblang pendeta, teolog, atau mereka yang menyebut diri sebagai apologet cenderung bersikap yang merendahkan; tidak jarang mereka saling memberi label "sesat" terhadap sesama. Artikel ini bertujuan untuk membagikan konsep berteologi yang humanis dengan membangun spiritualitas kesetaraan yang berakar pada kehidupan Allah Trinitas. Dengan menggunakan pendekatan studi pustaka, melalui hasil riset sebelumnya tentang kesetaraan dalam bergereja dan teologi, maka didapati bahwa gereja harus mengimitasi kehidupan Allah Trinitas dan menghidupinya dalam berteologi. Simpulan penelitian ini, bahwa spiritualitas menggereja yang dibangun pada kehidupan Allah Trinitas menjadikan gereja wadah kemanusiaan, sehingga dalam berteologi harus berada pada koridor yang memanusikan atau humanis.
References
Adiprasetya, Joas. "An Imaginative Glimpse: Trinitas Dan Agama-Agama." Jakarta: BPK Gunung Mulia (2018).
Adiprasetya, Joas. "Polidoksi, polipati, dan polipraksis di dalam hidup menggereja yang elastis." KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 10, no. 1 (2023): 1-10.
Amtiran, Abdon Arnolus. "Memetakan Mazhab Teologi di Dalam Kekristenan: Sebuah Catatan Sejarah." Asian Journal of Philosophy and Religion 1, no. 1 (2022): 59-72.
Bolu, Matius Umbu. "Memanusiakan Sesama Manusia: Sebuah Spiritualitas Laku Beragama yang Egaliter dalam Bingkai Kenosis." THRONOS: Jurnal Teologi Kristen 5, no. 1 (2023): 105-113.
Borrong, Robert P., and Etika Bumi Baru. "Kronik Ekoteologi: Berteologi Dalam Konteks Krisis Lingkungan." Stulos 17, no. 2 (2019): 185-212.
Budiyanto, Henoch, Musa Haisoo, and Eleonora Patricia Selfina Pello. "Wawasan eklesiologi yang inklusif bagi terciptanya keesaan Gereja." Semper Reformanda 5, no. 1 (2023): 16-24.
Natar, Asnath Niwa. "Penciptaan Dalam Perspektif Sumba: Suatu Upaya Berteologi Ekologi Kontekstual." GEMA TEOLOGIKA: Jurnal Teologi Kontekstual dan Filsafat Keilahian 4, no. 1 (2019): 101-120.
Naupal. "Klaim Kebenaran Teologi dan Tuntutan Zaman: Refleksi Kritis atas Etika Beragama," Kalam 8, no. 2 (2014): 255-280.
Noyce, Gaylord. Tanggung Jawab Etis Pelayanan Jemaat. BPK Gunung Mulia, 1997.
Panikkar, Raimundo and Raimon Panikkar. The intrareligious dialogue, Paulist Press, 1999.
Patora, Marianus. "Berteologi secara moderat dalam konteks kebhinekaan." KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 8, no. 1 (2022): 124-133.
_________. "Agama dan dehumanisasi: Mengembangkan spiritualitas humanis melalui hidup menggereja di era disrupsi digital." KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) 10, no. 1 (2023): 252-263.
Reynaldi, Christian. "Kitab Suci, Gereja, dan Otoritas: Harmonisasi Doktrin Kecukupan Alkitab dengan Tradisi Gereja." Veritas 18, no. 1 (2019): 1-12.
Sasongko, Nindyo. "Communio, Communicatio, Communitas: Teologi Trinitaris sebagai Acuan Berteologi di Era Pascamodern." VERITAS: Jurnal Teologi dan Pelayanan, 4 no. 2 (2003): 205-223.
Siahaan, Harls Evan R., Vera Herawati Siahaan, and Vitaurus Hendra. "Kesatuan Perikoretik Pada Frasa Ut Omnes Unum Sint." Vox Dei: Jurnal Teologi dan Pastoral 3, no. 1 (2022): 118-126.
Siahaan, Harls ER, and Johannis Siahaya. "The dialectics between the unity and diversity of the church: A jigsaw puzzle metaphor." Verbum et Ecclesia 44, no. 1 (2023): 2645.
Sitompul, Fitri Lyli Septiani, Debora Retinawati Nababan, Berlina Simatupang, Andika Sinaga, Belaster Purba, and Destana SR Banurea. "Upaya Berteologi Kontekstual Dalam Ketidaksetaraan Perempuan dan Laki-Laki di Keluarga." RISOMA: Jurnal Riset Sosial Humaniora dan Pendidikan 2, no. 4 (2024): 23-31.
Suaji, Sri Darajad, and Yonas Pasiran Adi Prayitno. "Membangun Integritas melalui Penerapan Etika dalam Apologetika Kristen Media Sosial." Tumou Tou 11, no. 1 (2024): 33-47.
Suriani, Rahel Gloria Merlinda, and Christine Akuilla Betaubun. "The Connection between the Cosmostheandric Philosopher Raimundo Panikkar and Interreligious Relations in Indonesia." Indonesian Journal of Christian Education and Theology 1, no. 2 (2022): 70-81.
Tari, Ezra. "Teologi tongkonan: Berteologi dalam konteks budaya toraja." EPIGRAPHE: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 2, no. 2 (2018): a40.
Volf, Miroslav. After Our Likeness: The Church as the Image of the Trinity, Eerdmans, 1998.
Volf, Miroslav. "After our likeness: The church as the image of the trinity." Pro Ecclesia 9, no. 1 (2000): 112-114.
Widjaja, Fransiskus Irwan, Harls Evan R. Siahaan, and Octavianus Nathanael. "Partisipasi Sosial-Politik Sebagai Praktik Hospitalitas Kaum Pentakostal." DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani 6, no. 1 (2021): 378-396.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Author(s)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.