Merefleksikan ibadah nabi-nabi abad delapan dalam ibadah new normal
DOI:
https://doi.org/10.30995/kur.v8i1.371Keywords:
Amos, new normal, new normal worship, prophet Amos, worship, ibadah, ibadah new normal, nabi AmosAbstract
This study examines the prophet Amos' perspective on worship and its implications in new normal worship. Researchers use qualitative methods with literature studies to obtain the purpose of the research. The results revealed that: first, worship should avoid excitement, luxury, and hypocrisy. The church and the people of God today need to avoid worship that highlights the excitement and luxury that can distance itself from God, instead prioritizing social care and simple worship pleasing to God's eyes. Second, worship should be accompanied by an attitude that is faithful to God and away from sinful acts. With loyalty, any condition, including the new normal today does not prevent a person from doing personal worship or worship together, and dedication does not make oneself far from the place of worship. Third, worship should be accompanied by justice, truth, and holiness. Worship is accompanied by actual acts of justice and fact in social interaction. Fourth, worship should be accompanied by sacrifices and offerings pleasing to God. The principle of imitating Christ's sacrifice became the basis of Christian worship. Even if the difficulties and unfriendly circumstances due to the new normal conditions do not make the attitude of surrender and offerings pleasing to God fade.
Abstrak
Penelitian ini mengulas perspektif nabi Amos tentang ibadah dan implikasinya dalam ibadah new normal. Untuk memperoleh tujuan penelitian tersebut peneliti menggunakan metode kualitatif dengan kajian literatur. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: pertama, ibadah hendaknya menghindari kemeriahan, kemewahan, dan kemunafikan. Gereja dan umat Allah masa kini perlu menghindari ibadah yang menonjolkan kemeriahan dan kemewahan yang dapat menjauhkan diri dengan Allah, sebaliknya lebih mengutamakan kepedu-lian sosial dan ibadah sederhana yang berkenan di mata Tuhan. Kedua, ibadah hendaknya disertai sikap yang setia kepada Tuhan dan menjauhi perbuatan dosa. Dengan kesetiaan, kondisi apa pun, termasuk new normal sekarang ini, tidak menghalangi seseorang untuk melakukan ibadah pribadi maupun ibadah bersama, serta kesetiaan tidak membuat diri jauh dari tempat ibadah. Ketiga, ibadah hendaknya disertai keadilan, kebenaran, dan kekudusan. Ibadah yang diiringi perbuatan nyata akan keadilan dan kebenaran dalam interaksi sosial. Keempat, ibadah hendaknya disertai pengorbanan dan persembahan yang berkenan di hadapan Allah. Prinsip meneladani pengorbanan Kristus menjadi dasar ibadah-ibadah umat Kristen. Sekalipun kesulitan dan keadaan yang tidak bersahabat karena kondisi new normal, tidak membuat sikap pengorbanan dan persembahan yang berkenan kepada Tuhan menjadi pudar.
References
Abineno, J. L. Ch. Kesaksian Kejadian 1-11. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.
Atkinson, David. The Message of Genesis. Jakarta: YKBK, 2001.
Balentine, Samuel E. The Torah Vision of Worship. Minneapolis: Fortress Press, 2002.
Barnabas, Ludji. Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 2. Bandung: Bina Media Informasi, 2009.
??????. Tasiran Beberapa Teks Perjanjian Lama. Bandung: Bina Media Informasi, 2009.
Barth, Cristhoph. Theologia Perjanjian Lama 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.
??????. Theologia Perjanjian Lama 4. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989.
??????. Thologia Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982.
Boland, B. J. Kitab Amos. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Bullock, Hassell C. Kitab Nabi-Nabi PL. Malang: Gandum Mas, 1989.
Darianti, Frederik Patar Hutahaean, Rijaltri Sudarman Sihombing, Yesimieli, Laiya, Fransiskus Irwan Widjaja, and Talizaro Tafonao. ??SREVITALISASI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN KRISTEN DALAM MEMBANGKITKAN SEMANGAT JEMAAT BERIBADAH DI GEREJA PASCA NEW NORMAL.⬝ JURNAL GAMALIEL: TEOLOGI PRAKTIKA 4, no. 1 (2022): 62??76. http://jurnal.stt-gamaliel.ac.id/index.php/gamaliel/article/view/88.
Dyrness, W. Tema-Tema Dalam Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2001.
Gorman. The Ideology of Ritual: Space, Time, and Status in the Priestly Theology. England: Sheffield University Press, 2000.
Habeahan, Josua, and Pieter Anggiat Napitupulu. ??SHari Dan Ibadah: Suatu Perspektif Etis Teologis Berdasarkan Keluaran 20: 9.⬝ Jurnal of Religious and Socio-Cultural 1, no. 1 (2020): 47??61.
Huffmon, H. B. The Origins Of Prophecy. London: FS Wright, 1998.
Jocz, J. The Spiritual History Of Israel. London: Eyre & Spottiswoode, 1961.
Kaiser, Otto. Introduction To The Old Testament. Oxford: Basil Blackwell, 1984.
Kaiser, Walter C. Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2004.
Kareling, Emil G. The Prophets. USA: Rand McNally & Company, 1969.
Klaus, Koch. The Prophets: Volume One The Assyrian Period. Philadelphia: Fortress Press, 1983.
Lasor, W.S et. Al. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra Dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.
Levenson, John D. Creation and the Persitence of Evil. San Fransisco: Harper & Row, 1998.
Paul, Shalom M. A Commentary On The Book Of Amos. Minneapolis: Fortress Press, 1985.
Purba, Eduward, Dessy Handayani, Maria Magdalena, Nurnilam Sarumaha, and Halim Wiryadinata. ??SRedefinisi Ibadah Pada Masa Pandemi Covid-19.⬝ Jurnal Teologi Berita Hidup 4, no. 1 (2021): 36??46.
Rad, Gerhard Von. The Massage Of The Prophets. New York: Harper and Row Publisher, 1967.
Rasuki. ??SMengenal Hermeneutical Theory Sebagai Metode Memahami Teks Secara Obyektif.⬝ KARIMAN: Jurnal Pendidikan dan Keislaman 9, no. 1 (2021).
Roesmijati, Roesmijati. ??SKajian Ekklesiologi: Ibadah Gereja Rumah Di Masa Pandemi Covid-19.⬝ KINGDOM : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 1, no. 2 (2021). http://ojs.sttkingdom.ac.id/index.php/Theo/article/view/15.
Rowley, H. H. Ibadat Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
Samongilailai, Aseng. ??SIbadah Dan Keadilan-Kebenaran (Amos 5:21-24).⬝ Te Deum (Jurnal Teologi dan Pengembangan Pelayanan) 9, no. 2 (2020). https://ojs.sttsappi.ac.id/index.php/tedeum/article/view/15.
Sin, Sia Kok. ??SKonsep Teologis Tentang Ibadah Dalam Kitab Keluaran 3 (Perjanjian-Pembebasan-Ibadah).⬝ JURNAL THEOLOGIA ALETHEIA 5, no. 8 (2003).
Singgih, Gerrit. Dunia Yang Bermakna: Kumpulan Karangan Tafsir PL. Jakarta: Prasetia, 1999.
Sipahutar, Roy Charly H. P. ??SIbadah Dan Keadilan Sosial: Interpretasi Sosio-Historis Amos 8:4-8 Bagi Hidup Bergereja.⬝ Kurios: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 7, no. 1 (2021): 13??28.
Tinenti, Max Lucky, B. D. Nainggolan, Stimson Hutagalung, and Rolyana Ferinia. ??SWarisan Keimanan Dan Kesetiaan: Penerapan Pendidikan Agama Kristen Oleh Orang Tua Pada Masa Pandemi Covid-19.⬝ Angelion: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 2 (2021): 204??220.
Tison, and Jermia Djadi. ??SPENGAJARAN TENTANG IBADAH BERDASARKAN SURAT IBRANI 10:19-25 DAN IMPLIMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA PADA MASA KINI.⬝ Jurnal Jaffray 11, no. 1 (2013): 19??25.
Tobing, Mintoni Asmo. ??SStudi Historis Ibadah Orang Yahudi Pada Masa Intertestamental.⬝ Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 1 (2020): 96??109.
Umboh, Sonny Herens, and Areyne Christi. ??SRelasi Ibadah Sejati Berdasarkan Roma 12:1 Terhadap Pertumbuhan Rohani Orang Kristen Di Era Globalisasi.⬝ Jurnal Teologi Berita Hidup 4, no. 2 (2022): 339??357.
Vangemeren, Willem A. Interpreting the Prophetic Word. Grand Rapids: Academie Books/Zondervan, 1990.
Vriezen, Th. C. Agama Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009.
Whrigt, G. Ernesh, and A. de Kuiper. Perjanjian Lama Terhadap Sekitarnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1976.
Wijaya, Hendra Kurnia. ??STinjauan Terhadap Konsep Ibadah Yang ???Jahat??" Dalam Amos 5:21-27 Dan Relevansinya Bagi Praksis Ibadah Orang Kristen Di Indonesia Masa Kini.⬝ STT SAAT Malang, 2011. http://repository.seabs.ac.id/handle/123456789/1316.
Wiseman, P. J. Clues To Creation in Genesis. London: Eerdmans, 1977.
Young, Edward J. Appendix: Extra-Biblical ???Prophecy??" in the Ancient World, in My Servants The Prophets. Grand Rapids: Eerdmans, 1952.
Zuck, Roy B. A Biblical Theology of The Old Testament. Malang: Gandum Mas, 2005.